Mengonversi Cerpen "UANG DUA RIBU"
UANG DUA
RIBU
Oleh
Hermawan
Aksan
Selembar
uang kertas dua ribu yang kumal. Warna abu-abu yang sudah kelabu setelah
membeli sebungkus nasi di sebuah warung sederhana. Lembar uang yang sudah sobek
menjadi dua dan di sambungkan dengan selotip yang juga sudah lepas. Jika, dalam
sehari sekali berpindah tangan. Apa jadinya selembar uang ini hampir sudah
berada di seribu tangan yang berbeda. Tentunya tangan itu tidak steril lagi
dari kuman.
Selembar
uang yang kumal itu ku terima, lalu ku tenggelamkan di dalam celana. Dan
bergegas untuk mencuci tanagan. Aku hanya mengarang cerita, pada waktu uang
keluar dari percetakan. Banyak hal yang dilalui oleh selembar uang dua ribu,
dari mulai dipakai untuk kembalian penjual kembang api, lalu dipakai membeli
barang kepada pedagang. Mungkin saja suatu saat uang bisa kembali ke bank dan
akhirnya juga di gunakan untuk kembalian oleh seorang kredi. Berapa tangan
sudah ? Belum juga selembar uang dua ibu di terima oleh pengemis jalanan dan di
belikannya jajanan. Apa mungkin uang itu pernah kembali kepada orang yang sama.
Siapa tau ?
Banyak pertualangan yang di lalui oleh uang itu.
Bisa jadi uang dua ribu keliling Indonesia. Yang jelas tidak akan keluar Negeri
karena rupiah. Apa lagi hanya selembar uang dua ribu, tidak akan laku di luar
Negeri. Aku harus bisa mengembangkan imajinasi kemana uang itu terus tersebar.
Ada ratusan cerita yang berkembang dari perjalanan selembar uang.
Setelah berfikir, ku mempunyai tiga pilihan.
Pertama, apakah aku harus menyobeknya, atau membakarnya ? tapi, setelah ku
pikir kejam juga jika seperti itu. Kisah panjang uang itu akan berakhir di
tanganku. Kedua, aku akan menyimpannya, mungkin suatu saat nanti atau beberapa
puluh tahun yang akan datang uang ini akan menjadi langka, sehingga nilainnya
menjadi mahal. Ketiga, aku akan memberikannya kepada seorang pengemis. Bukankah
bagi mereka uang dua ribu itu sangat berharga ?
Lalu, bagaimana kalau saat uang itu kembali kepadaku ?
Pasti dia sudah menciptakan banyak cerita baru.
Komentar
Posting Komentar